160x600
160x600
Berita

Peringatan Hari Badak Sedunia 2024, Populasi Badak Ujung Kulon Bertambah

152
×

Peringatan Hari Badak Sedunia 2024, Populasi Badak Ujung Kulon Bertambah

Sebarkan artikel ini
Foto : Badak IRIS terekaman kamera jebak Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Provinsi Banten. (05/03/24) | menlhk.go.id

SEBARINDO.COM — Sebuah kabar menggembirakan datang dari Taman Nasional Ujung Kulon, Provinsi Banten. Satu individu baru badak jawa (Rhinoceros sondaicus) ditemukan melalui kegiatan monitoring yang dilakukan oleh Tim Balai Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 2024. Temuan ini terekam melalui kamera jebak pada tanggal 7 Mei 2024 pukul 05.50 WIB.

Dikutip sebarindo.com dari laman resmi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KEMENLHK). Proses monitoring ini menggunakan metode pemasangan sistematik sampling (cluster) kamera jebak yang berhasil merekam induk dan anak badak jawa.

Anak badak yang diduga merupakan anakan baru tersebut diperkirakan berusia antara 3 hingga 5 bulan, berjenis kelamin betina, dan diberi identitas ID.094.2024.

Menurut hasil identifikasi, belum ada ciri-ciri khusus yang terlihat dari tubuh anak badak tersebut, sehingga dikategorikan dalam kondisi normal.

Anak Badak Diberi Nama ‘IRIS’

Pada tanggal 6 September 2024, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, mengumumkan nama ‘IRIS’ sebagai nama resmi bagi anak badak jawa ini.

Pengumuman tersebut disampaikan saat Siti Nurbaya menerima kunjungan Lord Zac Goldsmith, Senior Fellow at the Bezos Earth Fund, dan Andrew Steer, Presiden dan CEO Bezos Earth Fund, di Kantor KLHK, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.

Putri, Induk Badak yang Melahirkan

Induk dari anak badak jawa baru tersebut adalah seekor badak betina bernama Putri, yang memiliki identitas ID.040.2012. Ini merupakan pertama kalinya Putri melahirkan anak.

Putri memiliki ciri khas berupa cula batok yang jelas, serta kondisi telinga dan ekor yang normal tanpa bekas luka atau cacat.

Dalam rekaman kamera jebak, induk badak terlihat mendekati kamera, kemudian berhenti dan berbalik arah. Setelah itu, induk badak menyerang kamera tersebut.

Menurut tim monitoring, perilaku ini mungkin disebabkan oleh sensitivitas badak terhadap inframerah dan bau asing dari unit kamera jebak. Induk badak jawa juga diketahui lebih agresif saat membawa anak yang masih kecil sebagai bentuk perlindungan.

Pelestarian Badak Jawa yang Berhasil

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Ardi Andono, menyatakan bahwa penemuan anak badak baru ini merupakan kabar baik bagi konservasi badak jawa.

Ardi memuji kerja keras tim monitoring yang terus bergerak tanpa lelah memasang kamera jebak di hutan setiap bulan.

Ia juga menyebut kebijakan fully protection area terhadap seluruh habitat badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon sebagai faktor penting yang memungkinkan badak jawa berkembang biak secara alami.

“Dengan ditemukannya satu anak badak jawa baru pada tahun 2024 ini, kita patut bersyukur atas keberhasilan upaya pelestarian. Namun, kita juga tidak boleh terlena dengan kegembiraan ini. Meskipun badak jawa bisa berkembang biak, bukan berarti habitat dan individu badak jawa aman dari berbagai gangguan,” kata Ardi.

Ardi mengingatkan bahwa masih ada sejumlah ancaman yang harus diwaspadai, seperti perburuan liar, predator alami seperti ajag (anjing hutan), penyakit, inbreeding, serta bencana alam yang bisa mengancam keberadaan dan kelestarian badak jawa.

“Kita dan semua pihak yang terlibat dalam upaya pelestarian badak jawa harus terus waspada dan mengantisipasi setiap ancaman yang mungkin terjadi,” tegasnya.

Keberhasilan Sebelumnya

Selain IRIS, sebelumnya pada tahun 2022 dan 2023, dua individu baru badak jawa juga berhasil terekam kamera jebak di Taman Nasional Ujung Kulon.

Kedua anak badak tersebut merupakan betina yang diberi identitas ID.091.2022 dan ID.092.2023.

Temuan ini menambah optimisme atas keberlangsungan populasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, meskipun berbagai tantangan konservasi masih menghadang.