SEBARINDO.COM – Gunung Honje adalah bagian dari Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) di Kabupaten Pandeglang, Banten. Gunung ini memiliki puncak setinggi 620 meter di atas permukaan laut, diikuti Gunung Payung (500 m) dan Gunung Raksa di Pulau Panaitan (320 m). Menurut penelitian Laboratorium Ekologi Satwaliar, Fakultas Kehutanan IPB tahun 1997, kawasan ini memiliki topografi beragam dari 0–620 mdpl dan menjadi habitat penting satwa liar.
Desa Penyangga dan Habitat Badak Jawa
Gunung Honje memiliki luas sekitar 19.500 hektar yang dikelilingi oleh 19 desa penyangga. Empat desa berbatasan langsung dengan calon habitat kedua badak jawa, yaitu Desa Ujungjaya dan Tamanjaya di Kecamatan Sumur, serta Desa Cibadak dan Rancapinang di Kecamatan Cimanggu.
Berdasarkan data TNUK, kepadatan penduduk di desa ini bervariasi, misalnya Desa Ujungjaya memiliki 3906 jiwa dengan kepadatan 462 jiwa/km², sedangkan Desa Rancapinang memiliki 3642 jiwa dengan kepadatan 235 jiwa/km². Kawasan ini penting karena mendukung program konservasi badak bercula satu di luar habitat utama.
Aktivitas Wisata dan Daya Tarik Alam
Selain penting bagi konservasi, Gunung Honje menawarkan pengalaman wisata alam yang menarik. Pengunjung dapat melakukan trekking ringan karena ketinggian gunung relatif rendah, namun vegetasi hutan dan satwa liarnya kaya. Satwa endemik seperti owa jawa kerap terlihat di jalur pendakian.
Beberapa destinasi yang bisa dikunjungi antara lain:
- Desa Nelayan Cibanua
- Curug Cipaniis dan Curug Cikacang
- Sumber Air Panas Cibiuk yang dipercaya bermanfaat bagi kesehatan
- Goa Lalai yang dihuni kelelawar, meski rapuh sehingga perlu kewaspadaan
Menurut catatan TNUK, Curug Cikacang kerap digunakan sebagai lokasi penelitian karena mengandung flora berpotensi obat. Aktivitas ini mendukung pengembangan ilmu pengetahuan sekaligus wisata edukasi.
Baca Juga : Tiga Badak Jawa Baru Terdeteksi di Ujung Kulon, Harapan Baru Konservasi Spesies Langka
Akses dan Fasilitas Pendukung
Desa Tamanjaya menjadi pintu gerbang utama menuju Gunung Honje. Di sini tersedia penginapan, penyewaan perahu, pemandu lokal, dan sentra kerajinan patung badak. Jalur utama melewati hutan sekunder Gunung Honje sehingga pengunjung dapat menikmati pemandangan sekaligus melihat langsung ekosistem alami TNUK.
Gunung Honje tidak hanya penting sebagai habitat satwa langka seperti badak bercula satu dan owa jawa, tetapi juga menawarkan wisata alam yang kaya edukasi. Keberadaan desa penyangga dan fasilitas wisata menjadikannya destinasi strategis untuk ekowisata dan penelitian konservasi di Banten.(SA)