Berita

Jaga Ketahanan Pangan, Pj Gubernur Banten Tekankan Regenerasi Petani

88
×

Jaga Ketahanan Pangan, Pj Gubernur Banten Tekankan Regenerasi Petani

Sebarkan artikel ini
Foto:Biro Adpim Setda Prov Banten

SEBARINDO.COM-Penjabat Gubernur Banten, A Damenta, menekankan pentingnya regenerasi petani untuk menjaga ketahanan pangan di Provinsi Banten. Hal ini ia sampaikan usai membuka acara Peluncuran dan Bedah Buku “Transformasi Pertanian di Provinsi Banten: Ketahanan Pangan dan Dinamika Kebijakan Pajale” di Universitas Sultan Ageng Tirtaya (Untirta), Banten, Sabtu (15/2/2025).

Menurut Damenta, Banten memiliki potensi pertanian yang besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun, saat ini, jumlah petani di Banten terus menurun. Oleh karena itu, regenerasi petani menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian.

“Perlu pengembangan minat generasi Z dalam usaha pertanian. Untuk itu, Provinsi Banten mengembangkan Program Petani Milenial,” kata Damenta, dalam rilis yang diterima SEBARINDO.COM.

Damenta berharap, melalui buku “Transformasi Pertanian”, akan terjalin kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan di Banten.

“Transformasi tersebut, diharapkan menumbuhkan kecintaan generasi milenial terhadap pertanian,” katanya.

Buku “Transformasi Pertanian di Provinsi Banten” merupakan karya Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauhid. Buku ini mengulas tentang transformasi pertanian untuk ketahanan pangan melalui produksi padi, jagung, dan kedelai (Pajale). Proses transformasi dilakukan melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan TNI/Polri dalam peningkatan produksi Pajale.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Untirta, Agus Sjafari, mengatakan bahwa pembangunan pertanian di Banten menghadapi berbagai permasalahan kompleks.

Pertama, berkurangnya lahan pertanian akibat alih fungsi. Kedua, perubahan struktur petani yang terus menurun. Ketiga, ketergantungan pada komoditas pertanian tertentu. Keempat, kurangnya penguasaan petani terhadap teknologi pertanian. Kelima, kurangnya akses terhadap permodalan dan pasar. Serta, sudah berkurangnya kualitas lahan pertanian untuk peningkatan produktivitas pertanian.

Agus berharap, buku “Transformasi Pertanian di Banten” dapat memperluas wacana pengembangan pembangunan pertanian di Banten dan menjadi masukan dalam pengambilan kebijakan pembangunan pertanian.

“Untirta siap berkolaborasi membangun pertanian. Saat ini mahasiswa dan alumni sudah bersinergi dengan Pemprov Banten serta TNI/Polri,” katanya.(MTA/rls)