SEBARINDO.COM-Survei kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan kepala daerah merupakan salah satu jenis survei yang dilakukan oleh lembaga survei di Indonesia. Survei ini tujuannya untuk mengukur sejauh mana masyarakat merasa puas atau tidak puas dengan kinerja kepala daerah dalam menjalankan tugasnya.
Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Cilegon 2024, Lembaga Survei Indonesia (LSI) mempublikasikan hasil yang mengejutkan tentang survei tingkat kepuasan terhadap kinerja Wali Kota Cilegon Helldy Agustian, dimana hasilnya menunjukan sebanyak 51,9 persen warga Cilegon mengaku tidak puas dengan kinerja Wali Kota Cilegon saat ini, Helldy Agustian, yang kembali mencalonkan diri sebagai calon Wali Kota Cilegon.
Menurut Direktur Pengembangan Organisasi The Sultan Center dan Bidang Dikti ICMI Banten,Edi M Abduh, hasil survei yang dilakukan oleh LSI bisa menjadi panduan atau guidance bagi pemilih rasional pada Pilkada 2024.
“Kalau sebuah hasil riset itu, sudah dapat menjadi panduan atau guidance terhadap sebuah kepemimpinan publik di Kota Cilegon,artinya ini menjadi pekerjaan rumah untuk siapapun pemimpin Kota Cilegon yang terpilih,”jelas Edi,Minggu (6/10/2024)
Edi menjelaskan, masyarakat Kota Cilegon butuh seorang pemimpin yang dapat lebih memperhatikan kondisi lingkungan, budaya dan potensi kotanya, yang terkenal dengan daerah industri berat dan kimia perlu sebuah kebijakan bagaimana pendapatan asli daerah (PAD) yang didapat bisa lebih menyentuh program yang riil dirasakan masyarakat.
“Artinya pemerintah yang akan datang harus lebih agresif dan respon lebih cepat terhadap apapun persoalan yang ada di masyarakat,”papar Edi.
Pemerintah adalah pelayan publik, Edi mengatalan selama masyarakat tidak banyak keluhan berarti pemerintahan tersebut sudah dapat melayani masyarakat secara maksimal
3 model kebijakan publik
Menurut Edi, dari pendapat 3 ahli kebijakan publik ada tiga kebijakan public yaitu kebijakan rasional komprehensif yaitu proses penyusunan kebijakan yang harus didasarkan pada kebutuhan yang sudah diperhitungkan rasionalitasnya. Atau dengan kata lain model ini adalah model yang melihat aspek efisiensi dan ekonomis.
Lalu kata dia dia,model incrementalis, model ini dikenal sebagai model modifikasi dari model rasional komprehensif.
“Maksudnya kebijakan yang diambil adalah kebijakan variatif atau kelanjutan dr kebijakan yang sebelumnya. Biasanya model ini dilakukan karena pembuat kebijakan memiliki keterbatasan waktu dan budgeting serta terbatasnya informasi. Sehingga dapat disebut model kebijakan pragmatis,”ujarnya.
Dan model penyelidikan campuran yaitu sebuah model kebijakan yang memadukan antara model rasional komprehensif.
Edi meminta para paslon dapat menganalisa dan mengamati hasil survei LSI secara cermat dan detail.Dia mengingatkan jangan sampai salah treatment terhadap segala permasalahan yang terjadi di masyarakat Kota Cilegon.
“ Harus dapat membuat metode dan formula yang tepat terhadap masalah publik Kota Cilegon dengan melakukan penilaian secara riil, sehingga akan tahu apa yang menjadi prioritas kebutuhan masyarakat Cilegon yang semakin heterogen,” tutupnya.(PSR)