SEBARINDO.COM – Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang akan dilibatkan sebagai orang tua asuh bagi anak pengidap stunting. Langkah ini merupakan bagian dari upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Serang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Serang, Nanang Supriatna, menyampaikan hal tersebut usai membuka Rembuk Stunting Kabupaten Serang Tahun 2024 yang digelar oleh Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DKBP3A) di Forbis Hotel, Kecamatan Waringin Kurung, pada Kamis, 11 Juli 2024.
“Alhamdulillah, kita baru saja melaksanakan Rembuk Stunting yang dihadiri semua stakeholder, termasuk ketua dewan, untuk mendeklarasikan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Serang,” kata Nanang kepada wartawan.
Nanang menyebutkan, berdasarkan data yang dimiliki, terdapat 5.408 anak di Kabupaten Serang yang mengidap stunting. Program percepatan penurunan stunting ini dilaksanakan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Kabupaten Serang hingga tingkat Rukun Tetangga dan Rukun Warga (RT/RW). Selain melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, program ini juga bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Serang serta CSR perusahaan swasta.
Peran ASN dalam Penurunan Stunting
“Yang paling tinggi itu di Kecamatan Tunjung Teja sekitar 500 anak dan paling sedikit di Kecamatan Kibin, yaitu 10 anak. Namun, kita bicara se-kabupaten, walaupun Kibin hanya 10 anak, masyarakat ASN di Kecamatan Kibin bisa membantu seluruh Kabupaten Serang,” ujar Nanang.
Nanang, yang juga Ketua TPPS Kabupaten Serang, menyatakan bahwa ASN akan diikutsertakan sebagai orang tua asuh dalam upaya percepatan penurunan stunting. Semua ASN di Kabupaten Serang akan dilibatkan dalam program ini.
Untuk implementasi program ini, dari 5.408 ASN akan dilakukan pemetaan di tingkat kabupaten hingga kecamatan. Sebanyak 1.300 ASN akan dilibatkan melalui Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) untuk menyumbang makanan tambahan. “Makanan tambahan ini nanti akan dilaksanakan oleh dapur sehat, Tim PKK, dan kader-kader posyandu,” jelas Nanang.
Nanang menargetkan, dalam tiga bulan ke depan, program orang tua asuh untuk anak pengidap stunting bisa selesai dengan kolaborasi yang merupakan instruksi Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah. “Kita akan menurunkan persentase stunting dengan sebaik-baiknya, Insya Allah mudah-mudahan tercapai dengan baik,” tuturnya.
Kepala DKBP3A Kabupaten Serang, Encup Suplikhah, menyatakan bahwa berdasarkan hasil kerja tim TPPS Kabupaten Serang, angka stunting pada tahun 2019 masih tinggi, yaitu 37 persen, kemudian menurun menjadi 26,2 persen pada tahun 2022 berdasarkan hasil survei status gizi anak. Namun, berdasarkan Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM), angka stunting turun di bawah 20 persen.
“Pada tahun 2023, angka stunting kembali menurun menjadi 23,9 persen. Tahun 2024, kita menargetkan 14 persen dan berusaha supaya lebih turun dari 14 persen dengan tujuan zero stunting di Kabupaten Serang,” ujar Encup.
Untuk Desa Lokus Stunting 2024 di Kabupaten Serang, meliputi Desa Banjarsari Kecamatan Anyer, Desa Lempuyang Kecamatan Tanara, Desa Sindangsari Kecamatan Pabuaran, Desa Ujung Tebu Kecamatan Ciomas, Desa Cikande Permai Kecamatan Cikande, Desa Pejaten dan Desa Pelamunan Kecamatan Kramatwatu, serta Desa Panyabrangan Kecamatan Cikeusal.
“Seperti yang Pak Sekda sampaikan, ada 5.408 anak mengidap stunting di mana 1.400 diantaranya mengalami gizi buruk. Itu harus kita usahakan diberi makanan tambahan melalui program yang sudah ada dan dari orang tua asuh,” pungkas Encup.