Berita

Rumah Warga Rubuh Sejak 2023, Bantuan Tak Kunjung Datang, Musim Hujan Mengintai

996
×

Rumah Warga Rubuh Sejak 2023, Bantuan Tak Kunjung Datang, Musim Hujan Mengintai

Sebarkan artikel ini
Ketua RT, Mustamil sedang meninjau Rumah warga di Lingkungan Cikerut, RT 01 RW 07, Kelurahan Karang Asem, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, yang ambruk.Foto:mtsabitaqdam-sebarindo.com

SEBARINDO.COM – Ironi Sebuah rumah warga di Lingkungan Cikerut, RT 01 RW 07, Kelurahan Karang Asem, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, ambruk sejak 2023. Namun hingga kini, reruntuhan itu tak kunjung mendapat perhatian serius dari pemerintah. Musim hujan yang mulai mengguyur menambah kekhawatiran warga akan potensi bahaya yang lebih besar.

Ketua RT setempat, Mustamil, menyampaikan bahwa usulan bantuan telah disampaikan sejak program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) bergulir pada Mei 2024. Pengajuan dilakukan melalui kelompok masyarakat (pokmas), namun hingga kini belum ada realisasi.

“Sudah kami ajukan lewat pokmas, tapi tidak ada tanggapan. Warga makin resah, apalagi musim hujan sudah mulai,” ujarnya, Senin, (30/6/25).

Lurah Karang Asem, Safiudin, membenarkan bahwa rumah tersebut memang sudah diajukan ke berbagai pihak, termasuk Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Cilegon.

“Ke Baznas sudah kami ajukan proposalnya. Kami pun akan mengajukan ke dinas terkait lainnya, karena ada tujuh titik yang belum terealisasi,” ujar Safiudin.

Rumah warga di Lingkungan Cikerut, RT 01 RW 07, Kelurahan Karang Asem, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, ambruk sejak 2023.Foto:mtsabitaqdam-sebarindo.com

Ia menyebut, di wilayah Sambiranggon terdapat tiga RW yang mengusulkan bantuan serupa, termasuk Jerang Barat dan Jerang Tengah. Dari delapan rumah, baru satu yang sudah terealisasi.

Namun, ia menyoroti adanya kendala pada salah satu aspek legalitas rumah yang belum dibagi secara ahli waris. Hal ini menjadi salah satu hambatan dalam proses verifikasi bantuan. “Kami minta keluarga yang punya rumah segera menyelesaikan urusan warisan, dan pihak RT bisa ikut memfasilitasi. Lurah dan camat siap mendorong. Bahkan Pak Camat bilang, ‘Kalau untuk warga, semuanya siap, gratis, Pak Lurah,’” tuturnya.

Safiudin juga menuturkan, pihaknya telah mengajukan ke Baznas Provinsi. “Yang di provinsi malah sampai sebulan lebih belum ada respon. Kalau di Baznas kota masih menunggu giliran. Tadi saya sudah telepon, karena antrean Rutilahu saat ini ada 40 rumah,” ujarnya.

Ia menambahkan, beberapa rumah di wilayah lain seperti Jerang Ilir justru sudah diperbaiki secara swadaya oleh masyarakat dan tokoh setempat. Karena itu, ia mendorong inisiatif gotong royong juga dilakukan di Link. Cikerut.

“Saya berharap Pak RT bisa mengajak warga bersama-sama membantu. Jangan semua dibebankan ke pemerintah. Kita punya kekuatan sosial, gotong royong. Itu harus digerakkan,” ujarnya.

Safiudin memastikan bahwa pihak kelurahan dan kecamatan tidak tinggal diam. “Secara administrasi dan pengajuan proposal, kami sudah bergerak. Tapi peran aktif masyarakat juga penting. Mari kita jadwalkan bersama untuk gotong royong sementara, sebelum bantuan benar-benar turun.”

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada kepastian kapan bantuan dari Baznas atau dinas terkait akan terealisasi. Sementara itu, puing-puing rumah yang roboh tetap menjadi pemandangan menyedihkan di tengah jantung Kota Cilegon.(SA)