160x600
160x600
Berita

Wali Kota Helldy Agustian Dilema di Akhir Masa Jabatan: Bayar Honor Honda dan Guru atau Tinggalkan Masalah Bergantung

792
×

Wali Kota Helldy Agustian Dilema di Akhir Masa Jabatan: Bayar Honor Honda dan Guru atau Tinggalkan Masalah Bergantung

Sebarkan artikel ini
Para honorer daerah dan guru honorer menggelar aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu, meminta Pemkot Cilegon segera membayar honor mereka yang belum dibayar selama 3 bulan.Foto:poesaputra-sebarindo.com

SEBARINDO.COM– Masa jabatan Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, akan berakhir Februari 2025, bersamaan dengan pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih hasil Pilkada Cilegon 2024 Robinsar-Fajar Hadi Prabowo,

Namun, di ujung kepemimpinannya, Helldy mendapat sorotan tajam dari para pegawai honorer daerah (honda) di lingkungan Pemkot Cilegon, yang hingga kini masih belum menerima hak mereka yaitu honor atau upah.

Salah satu kelompok guru honorer yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru dan Tenaga Honorer (FKGTH) Kota Cilegon, mendesak Wali Kota Heldy Agustian untuk segera membayarkan tunggakan gaji honorer triwulan IV tahun 2024, serta honor bulan Januari 2025.

“Helldy jangan mengelak dan cuci tangan dari tanggung jawabnya untuk membayar dan wajib memprioritaskan honor daerah kepada para honorer di Kota Cilegon, termasuk guru-guru honorer,” tegas Ketua FKGTH Kota Cilegon, Somy Wirardi, dalam pernyataannya, kepada SEBARINDO.COM,Jumat (31/1/2025).

Menurut Somy, para Honda, guru dan kontraktor yang sama-sama belum dibayar oleh Pemkot Cilegon sudah berulangkali menggelar unjuk rasa, meminta pemerintah setempat segera menyelesaikan persoalan tersebut.Namun, hingga  saat ini mereka belum mendapat kejelasan kapan hak mereka akan dibayar oleh pemerintah daerah.

Dijelaskan Somy, pada Kamis,(30/1/) kemarin, pihaknya berniat menemui Wali Kota Cilegon, namun mereka hanya ditemui oleh Asisten Daerah (Asda) I Aziz Setia Ade Putra.Menurut dia, dalam pertemuan tersebut Aziz menyatakan sesuai dengan instruksi dan arahan Wali Kota Cilegon Helldy Agustian pihak pemkot berjanji akan menyelesaikan pembayaran honor triwulan 4 (Oktober, November, Desember 2024-red) sebelum atau paling telat tiga hari sesudah wali kota baru dilantik  Februari 2025 .

“Kami tidak ingin tunggakan ini justru menjadi beban bagi wali kota terpilih yang baru. Pemerintah dibawah kepemimpinan Helldy harus bertanggung jawab dan menyelesaikan kewajibannya dan memprioritaskannya pembayaran honor daerah bagi para guru honorer, sebelum meninggalkan jabatan,” tegas Somy.

FKGTH Kota Cilegon, merupakan forum yang mewakili berbagai elemen organisasi profesi guru, yang terdiri dari guru honorer SD,SMPN/swasta, guru Himpaudi,guru MDTA,guru IGTK Negeri/swasta,guru operator dapodik sekolah (FKOTAS), guru operator aset sekolah, dan guru ngaji

Baca:Cilegon Kaya, Tapi Guru dan Pegawai Honor Lapar,Besok Helldy Ditantang Temui Pengunjuk Rasa

Selain honorer daerah guru, ternyata ada honorer daerah yang belum juga menerima honor mereka diantaranya para kader cilegon mandiri (KCM),personel perlindungan masyarakat (Linmas), pegawai honorer struktural pemerintah (FORTRAH), para kontraktor dan yang lainnya.

Somy menegaskan bahwa tunggakan honor  ini merupakan hak para guru honorer yang telah diatur dalam Surat Keputusan (SK) yang ditandatangani langsung oleh Wali Kota Helldy Agustian. SK tersebut, kata dia  telah melalui proses kajian yang panjang dan telah dianggarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cilegon.

Somy juga menyampaikan kekecewaannya atas alasan defisit anggaran yang kerap dijadikan alasan oleh Pemerintah Kota Cilegon untuk menunda pembayaran upah i honorer. Menurutnya, alasan tersebut tidak dapat dibenarkan mengingat pentingnya peran guru honorer dalam dunia pendidikan.

“Kami tidak akan tinggal diam jika tuntutan kami ini tidak segera dipenuhi. Kami akan terus memperjuangkan hak-hak kami sebagai guru honorer,” ancam Somy.

Honorer menjerit

Keterlambatan pencairan tunjangan selama 3 bulan telah membuat kehidupan sejumlah guru secara ekonomo semakin sulit.Salah satu guru SDN  di Pulomerak  yang terdampak, mengungkapkan kekecewaannya.

Dia mengungkapkan,  dirinya  sudah enam tahun mengajar, namun baru kali ini mengalami keterlambatan seperti ini,

“Kami sangat membutuhkan tunjangan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,Kami para guru dan  honorer lainnya berharap pihak terkait dapat segera menyelesaikan masalah ini agar kami dapat kembali menjalani hidup dengan tenang,”ujarnya.

Pertanyaan besar kini tengah membayangi sejumlah guru dan pegawai honorer lainnya. Ke mana hilangnya honor mereka  yang seharusnya sudah dicairkan tiga bulan lalu di tahun 2024 hingga Januari 2025 belum ada kepastian

Baca:Pemkot Cilegon Tunggak Gaji Guru Honorer 3 Bulan,Kemana Uangnya!

Para guru merasa kecewa dan berharap ada kejelasan terkait masalah ini. Mereka meminta Wali Kota Helldy Agustian untuk segera turun tangan dan mencari solusi supaya sebelum pelantikan wali kota baru Pemkot Cilegon selesai membayar honor mereka yang tertunggak.

Hal yang sama juga dirasakan oleh pegawai honorer di lingkungan Sektretariat Daerah (Setda) Kota Cilegon, dia meratapi nasibnya sebagai pegawai honorer yang semakin hari semakin tidak jelas.

“Ngak nyangka saya kok bisa jadi begini ya, tahun-tahun sebelumnya ngak begini amat.Sekarang saya benar ngak punya beras abis, listrik token abis, pinjem sana sini ngga bisa,” ujarnya dengan mata berkaca kaca.

Pilkada penyebab defisit anggaran

Wali Kota Cilegon Helldy Agustian dalam sambutannya pada rapat paripurna pengumuman akhir masa jabatannya  selaku Wali Kota Cilegon yang digelar di DPRD Kota Cilegon,Kamis (30/1) kemarin membeberkan Kota Cilegon menghadapi defisit anggaran akibat penyelenggaraan Pilkada dan program-program yang telah berjalan.

“ Hal ini berdampak pada beberapa program hibah, termasuk honor daerah untuk guru agama yang pencairannya mengalami kendala,”terang dia.

Menurut Helddy, berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri nomor 900.1.15.1/6658/SJ, pemerintah daerah diperbolehkan menunda hibah dan bansos jika terjadi defisit anggaran.

“Namun, kami tidak tinggal diam. Kami terus berupaya mencari solusi agar honor daerah tetap terpenuhi.Sebagai manusia biasa, saya tentu jauh dari kata sempurna. Dalam menjalankan tugas dan amanah ini, tidak menutup kemungkinan ada kekurangan atau harapan masyarakat yang belum sepenuhnya terwujud,” ujarnya.(PSR)