160x600
160x600
Refleksi Realita

Pengangguran di Kota Cilegon: Tantangan dan Solusi dari Perspektif Robinsar

715
×

Pengangguran di Kota Cilegon: Tantangan dan Solusi dari Perspektif Robinsar

Sebarkan artikel ini
Foto : Ilustrasi yang menggambarkan situasi di Kota Cilegon terkait isu pengangguran, dengan latar belakang industri dan pusat pelatihan (BLK) di depan. Ilustrasi ini menampilkan semangat harapan dan kemajuan yang diusung oleh Robinsar dalam upayanya mengatasi pengangguran di kota tersebut. (AI)

SEBARINDO.COM – Pengangguran merupakan salah satu isu krusial yang dihadapi oleh banyak kota di Indonesia, termasuk Kota Cilegon. Sebagai kota industri, Cilegon memiliki potensi besar dalam menyerap tenaga kerja, namun tingginya angka pengangguran tetap menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius. Robinsar, seorang kader muda Partai Golkar yang baru saja terpilih sebagai anggota parlemen sekaligus calon Wali Kota Cilegon, memberikan pandangannya mengenai isu ini dan menawarkan solusi konkret untuk mengatasinya.

Dikutip dalam sebuah wawancara di channel Youtube BJ TV, Robinsar menyoroti bahwa salah satu akar masalah pengangguran di Cilegon adalah rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) lokal. “Ketika saya berkomunikasi dengan beberapa industri, ternyata SDM di Kota Cilegon dianggap tidak memenuhi standar yang dibutuhkan,” ungkap Robinsar. Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun Cilegon adalah kota dengan banyak industri, tidak semua warganya memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri yang ada.

Robinsar juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Menurutnya, BLK di Cilegon saat ini belum optimal dalam memberikan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri. “BLK yang ada sekarang masih fokus pada keterampilan seperti menjahit dan tata boga, sementara industri di Cilegon membutuhkan keterampilan yang lebih tinggi, seperti di sektor kimia dan baja,” jelas Robinsar.

Sebagai solusi, Robinsar mengusulkan perombakan besar-besaran pada BLK yang ada, dengan mengintegrasikan program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri di Cilegon. “Kita harus fokus meningkatkan program-program pelatihan di BLK, dan ini harus dilakukan dengan serius. Bahkan, saya berpikir untuk menaikkan standar BLK Cilegon hingga setara dengan standar nasional, sehingga lulusannya tidak hanya dapat bersaing di tingkat lokal, tetapi juga di tingkat internasional,” tegasnya.

Selain itu, Robinsar juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, legislatif, dan pihak industri dalam upaya mengurangi pengangguran. “Kita perlu membangun komunikasi yang baik dengan semua pihak, termasuk industri, untuk memastikan bahwa pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan demikian, lulusan BLK bisa langsung diserap oleh industri,” tambahnya.

Pandangan Robinsar ini mencerminkan komitmennya sebagai wakil rakyat dan calon Wali Kota Cilegon yang peduli dengan isu pengangguran di Cilegon. Ia menyadari bahwa mengatasi pengangguran bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan kerja keras dan kolaborasi dari semua pihak, perubahan positif dapat dicapai.

Mengurangi pengangguran di Kota Cilegon memerlukan pendekatan yang menyeluruh, mulai dari peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan, hingga penciptaan lapangan kerja yang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat lokal. Robinsar berharap, dengan upaya yang terkoordinasi, Cilegon dapat menjadi kota yang tidak hanya dikenal sebagai kota industri, tetapi juga sebagai kota dengan SDM yang berkualitas dan sejahtera.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *